Anton Mahendra, pelanggan setia Biovarnish, membagikan kisah dibalik kesuksesan bisnisnya. Anton adalah salah seorang pengrajin rotan di Kota Jepara. Berbagai tantangan finishing sudah ia hadapi. Hal yang paling sulit yaitu memilih cat untuk rotan. Karakter rotan yang sangat lentur, membuat lapisan cat mudah retak. Berkat memilih Biovarnish untuk finishing rotan, semua masalah itu dapat teratasi.
“Dulu saya pakai cat solvent biasa, tapi sekarang saya lebih percaya dengan Biovarnish,” ujar Anton sambil tersenyum.
Apa yang membuatnya beralih ke Biovarnish? Bagaimana finishing ini meningkatkan kualitas produknya?
Baca Juga : Kenali Penyebab Keretakan Finishing Serat Alam dan Solusinya
Awal Perjalanan Bisnis Kerajinan Rotan
Anton Mahendra bukanlah pendatang baru di dunia kerajinan rotan. Ia lahir dan besar di Jepara, kota yang terkenal sebagai pusat mebel dan anyaman berkualitas ekspor.
Sejak kecil, ia sudah akrab dengan aroma serat rotan dan suara gesekan pisau pemotong rotan di workshop keluarganya.
“Kerajinan rotan ini merupakan bisnis turun-temurun. Sejak dulu, finishing selalu jadi faktor penting agar produk bisa bertahan lama dan tampil menarik,” katanya.
Namun, seiring berkembangnya industri kerajinan, Anton mulai menghadapi tantangan baru dalam memilih finishing yang tepat untuk produknya.
Tantangan dalam Finishing Rotan
Sejak pertama kali mengelola workshopnya sendiri, Anton menggunakan cat solvent-based sebagai finishing utama. Namun, semakin lama ia bekerja, semakin banyak masalah yang ia temui. Salah satu keluhan utama datang dari pekerja di bengkel yang sering mengeluh sakit kepala akibat bau menyengat dari cat yang digunakan. Selain itu, waktu pengeringan yang lama sering kali menghambat proses produksi. Tidak jarang ia harus menunggu lebih dari satu hari hanya untuk memastikan bahwa finishing benar-benar kering sebelum dikirim ke pelanggan.
Belum lagi masalah daya tahan. Beberapa pelanggan Anton mulai mengeluhkan bahwa produk rotan mereka mudah berubah warna, terutama jika diletakkan di luar ruangan atau di daerah dengan kelembapan tinggi.
“Beberapa pelanggan saya komplain kalau produk mereka cepat berubah warna, terutama jika digunakan di luar ruangan,” kata Anton.
Semua ini membuat Anton berpikir ulang tentang bahan finishing yang ia gunakan. Ia sadar bahwa jika ingin bertahan di industri ini, ia harus mencari solusi yang lebih baik.
Mengenal Biovarnish untuk Finishing Rotan
Perkenalan Anton dengan Biovarnish terjadi saat ia menghadiri sebuah pameran furniture di Jakarta. Salah satu koleganya merekomendasikan cat ini sebagai alternatif finishing yang lebih modern dan ramah lingkungan.
Awalnya pesimis, Anton akhirnya memutuskan untuk mencoba Biovarnish pada beberapa produknya. Hasilnya? Ia langsung terkejut dengan perbedaannya.
“Hasil finishingnya lebih natural, lebih cepat kering, dan tidak mengeluarkan bau menyengat seperti cat yang biasa saya pakai,” ujarnya.
Dari situ, Anton mulai beralih sepenuhnya ke Biovarnish untuk semua produk rotannya.
Uji Coba Biovarnish vs Cat Lama
Untuk memastikan apakah Biovarnish benar-benar lebih unggul dibanding cat lama yang biasa ia gunakan, Anton melakukan uji coba. Ia mengambil dua produk rotan yang sama, satu dilapisi dengan cat solvent based dan satu lagi menggunakan Biovarnish. Setelah beberapa hari, ia mengamati perbedaannya secara langsung.
Produk yang menggunakan Biovarnish terlihat lebih natural, dengan warna yang lebih hidup dan tidak terlalu mengkilap. Tekstur rotan tetap terjaga, memberi kesan elegan dan premium. Selain itu, lapisan Biovarnish lebih cepat kering, menghemat waktu produksi hingga 50 persen. Anton langsung menyadari bahwa ini adalah solusi yang selama ini ia cari.
“Saya bisa menyelesaikan pesanan lebih cepat sekarang, karena tidak perlu menunggu cat kering terlalu lama,” katanya.
Apa yang Membuat Biovarnish Berbeda?
Anton menemukan beberapa keunggulan utama dari Biovarnish yang membuatnya semakin yakin beralih ke produk ini. Pertama, Biovarnish berbasis air dan ramah lingkungan, berbeda dengan cat solvent yang mengandung VOC (Volatile Organic Compounds) cukup tinggi. Hal ini membuat Biovarnish lebih nyaman digunakan tanpa perlu khawatir terhadap efek kesehatan jangka panjang.
Kedua, hasil finishing dengan Biovarnish lebih halus dan tetap mempertahankan keindahan alami rotan. Tidak ada kesan plastik atau warna yang berubah seiring waktu. Terakhir, Biovarnish memiliki daya tahan yang lebih baik terhadap kelembapan dan paparan sinar matahari, memastikan produk tetap awet meskipun digunakan di luar ruangan.
“Sekarang saya bisa bekerja lebih nyaman tanpa harus khawatir dengan bau menyengat atau efek samping dari bahan kimia,” ujar Anton.
“Rotan tetap terlihat alami, tidak seperti dilapisi plastik,” tambahnya.
“Beberapa pelanggan saya dari luar bilang produk saya lebih awet sekarang. Bahkan setelah dua tahun, warnanya tetap bagus,” katanya.
Produk Anton Kini Banyak Diminati
Setelah menggunakan Biovarnish, Anton merasakan dampak positif tidak hanya dalam proses produksi, tetapi juga dalam penjualan. Banyak pelanggan yang memberikan testimoni positif, menyebutkan bahwa produk Anton kini lebih tahan lama dan lebih elegan dibanding sebelumnya.
Peningkatan kualitas finishing ini juga membuat bisnis Anton semakin berkembang. Kini, ia mendapatkan lebih banyak pesanan dari luar negeri, terutama dari pelanggan yang mencari produk ramah lingkungan dengan standar internasional. Bahkan, beberapa pelanggannya yang dulu ragu kini kembali melakukan pemesanan karena melihat hasil yang lebih baik setelah Anton beralih ke Biovarnish.
“Sebelumnya saya hanya menjual ke pasar lokal, sekarang pesanan dari luar negeri mulai berdatangan,” kata Anton dengan bangga.
Tips dan Rekomendasi untuk Pengrajin Rotan
Bagi pengrajin lain yang masih ragu untuk mencoba finishing berbasis air, Anton menyarankan untuk tidak takut bereksperimen. Menurutnya, banyak mitos di kalangan pengrajin bahwa cat water based kurang tahan lama dibanding cat solvent. Namun, setelah menggunakannya sendiri, ia menyadari bahwa Biovarnish justru memiliki kualitas yang lebih baik.
“Kalau ingin produk lebih berkualitas, lebih tahan lama, dan lebih disukai pelanggan, Biovarnish adalah pilihan terbaik,” kata Anton. Dengan inovasi seperti ini, ia yakin industri kerajinan rotan Indonesia bisa semakin maju dan mampu bersaing di pasar global.
Biovarnish untuk Finishing Rotan
Perjalanan Anton Mahendra dalam mencari finishing terbaik akhirnya membawanya pada Biovarnish. Dari masalah bau menyengat hingga warna yang cepat pudar, semua keluhan yang ia alami dengan finishing lama kini telah teratasi. Dengan hasil yang lebih natural, cepat kering, aman digunakan, dan lebih tahan lama, ia kini lebih percaya diri dalam mengembangkan bisnis kerajinannya.
Bagi pengrajin lain yang ingin meningkatkan kualitas finishing, Biovarnish bisa menjadi investasi terbaik untuk masa depan usaha mereka.
FAQ :
1. Apakah Biovarnish lebih tahan lama dibanding cat solvent-based?
Ya, Biovarnish memiliki ketahanan lebih baik terhadap kelembapan dan sinar matahari, sehingga tidak mudah pudar atau mengelupas. Produk yang menggunakan Biovarnish juga lebih awet dan tidak berubah warna seiring waktu.
2. Apakah Biovarnish aman digunakan di dalam ruangan?
Tentu. Karena berbasis air dan rendah VOC, Biovarnish tidak mengeluarkan bau menyengat seperti cat solvent based, sehingga lebih aman digunakan di dalam ruangan tanpa risiko kesehatan bagi pengrajin maupun pelanggan.
3. Apakah finishing Biovarnish mudah retak atau mengelupas?
Tidak. Biovarnish memiliki daya rekat tinggi dan formulasi elastis yang mengikuti perubahan bentuk rotan. Ini membuatnya tidak mudah retak atau mengelupas, bahkan pada produk yang sering digunakan atau mengalami tekanan.